Umat Islam di Thailand tidak seberuntung seperti Umat Islam
di Malaysia yang mana hampir semua sarana da’wah seperti masjid-masjid
disediakan oleh pemerintah Malaysia. Demikian pula dengan Imam, Khotib, Bilal, dan
pengurus-pengurus masjid digaji langsung oleh pemerintah. Sarana media seperti
TV maupun radio di Malaysia diberikan waktu tiap malam untuk da’wah Islam.
Kawasan
Thailand bagian selatan yang merupakan basis masyarakat melayu-muslim adalah
daerah konflik agama dan persengketaan wilayah dengan latar belakang ras dan
agama yang berkepanjangan. Konflik Thailand selatan terjadi sejak diserahkannya
wilayah utara Melayu oleh pemerintah colonial Inggris kepada kerajaan Siam.
Sekelompok Islam
lainnya, yang menjadi penduduk mayoritas di negeri ini sekarang tinggal di
empat provinsi bagian selatan, yaitu Pattani, Yala, Naratiluat, dan Satul. Juga
termasuk bagian dari provinsi Shongkala. Seluruh provinsi ini dahulunya masuk
wilayah kerajaan Pattani pada abad ke-12, sebelum kerajaan Sukhotai berdiri.
Mereka adalah ras melayu yang hingga kini masih mempertahankan bahasa serta
budaya melayu dalam praktik kehidupan sehari-hari. Disebut dalam sejarah bahwa
kerajaan Pattani merupakan salah satu negara yang makmur dan berpengaruh di
asia tenggara. Daerah ini merupakan wilayah muda di negara Thailand, baik
secara politik maupun administratif.
Pencaplakan yang
dilakukan oleh kerajaan Thailand telah melahirkan masalah utama mengenai
minoritas muslim di Thailand. Orang-orang muslim yang berasal dari Pattani yang
dibawa ke Bangkok oleh tentara Thailand sebagai tawanan peran pada masa awal perang
pertama dan kedua. Dan orang-orang inilah kemudian menjadi bagian utama
masyarakat Islam di Thailand Tengah dan sebahagian dari mereka tetap memelihara
budaya dan bahasa mereka.
Karena faktor
keberadaan muslim di selatan. Persoalan etnis muslim muncul dan senantiasa
menjadi perhatian utama bagi kelompok mayoritas. Interaksi serta perjuangan
sejarah yang panjang antara umat Islam di Selatan dan penguasa Thailand telah
memunculkan beberapa keputusan serta kewaspadaan pemerintah untuk setuju dan sekaligus
menentang keberadaan umat islam sebagai kelompok. Namun pada sisi lain
pemerintah memberikan kebebasan secara penuh dengan tanpa membedakan satu agama
dari agama lain. Namun secara implisit dan eksplisit pemerintah juga
memberlakukan kebijakan untuk mengurangi sistem kebebasan beragama tersebut.
Dan ini dianggap sangat merugikan kalangan muslim dibagian selatan.
Kelompok umat Islam
ketiga berasal dari sebelah utara, yang dikenal sebagai orang cina ho. Meskipun
jumlahnya tidak banyak, mereka memiliki konstribusi yang sangat besar dalam
perdagangan khususnya di Provinsi Chiangmai. Selain Cina Ho, diutara juga
terdapat kelompok Islam lain yang berasal dari ras India atau pathan yang juga
bergerak secara luas dalam dunia perdagangan.
Dengan demikian,
secara historis kelompok masyarakat muslim telah ada sejak awal berdirinya
negara Thailand dan memiliki peran penting dalam masyarakat. Pada perkembangan
selanjutnya muangthai dikenal secara luas sebagai negara yang mengalami
perkembangan yang sangat cepat dibidang ekonomi sosial-budaya. Sementara itu,
komunitas muslim merupakan komunitas minoritas yang secara umum dianggap salah
satu yang paling konservatif dan tradisional dari masyarakat Thai sehubungan
dengan lingkungannya yang sedang mengalami perubahan. Untuk itu religio kultural merupakan identitas yang paling
penting dalam jaringan hubungan umat islam dan budha di Thailand. Karena
perkembangan dan dinamisasi masyarakat muslim Thailand banyak diwarnai oleh
masalah tersebut.
Islam sebagai agama
minoritas banyak mendapat tekanan dari pemerintah dan masyarakat secara
mayoritas beragama Buddha. Masyarakat muslim di Thailand bukanlah masyarakat
yang homogen dan menggunakan istilah Thai-Islam atau Thai-Muslim. Orang melayu
merupakan mayoritas etnis dikalangan masyarakat muslim, dan etnis lainnya yang
beragama Islam adalah haw, jawa, sam-sam, bawean, pathan, punjab, tamil,
bengali, slam dan lainnya. Secara politis kaum muslim melayu adalah kelompok
yang kuat, karena mereka hidup di daerah yang berdekatan dengan malaysia dan
tetap memiliki budaya melayu. Kelompok muslim non-melayu berasimilasi dengan
masyarakat Thai secara linguistik dan bisa dibedakan secara tajam dari
masyarakat Thailand lainnya, kecuali tentu saja dibidang pelaksanaan praktik
keagamaan.