Pemeliharaan Al-Qur’an yang dimaksud di sini adalah
segala ketentuan dan kebijaksanaan Allah yang memungkinkan terjaganya Al-Qur’an
secara murni, dengan keterlibatan malaikat dan manusia, baik Rasulullah, para
sahabatnya serta umat islam setelah mereka yang melalui penghafalan,
pencatatan, penulisan serta penghimpunan al-qur’an sehingga al-qur’an
benar-benar terpelihara sampai sekarang dengan keadaaan murni dan utuh.
Dalam hubungan pemeliharaan Al-Qur’an, allah tidak
berfirman atas kuasa diri-Nya semata, namun juga melibatkan pihak-pihak di luar
diri-Nya yang ikut andil dalam pemeliharaan Al-Qur’an. Sebagaimana firmannya berikut:
إنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Sesungguhnya kamilah yang
menurunkan Al-Qur’an, dan sesunggunya kami benar-benar memeliharanya (Al-Hijr: 9)
Penggunaan kata “kami” pada lafadz ayat di atas
mengandung makna akan keagungan terhadap diri Allah, dan juga mengandung
pengertian adanya keterlibatan pihak-pihak selain Allah yaitu Nabi, para
sahabatnya, Tabi’in dan umat islam secara keseluruhan dalam hal penjagaan dan
pemeliharaan Al-Qur’an.
Kebijaksanaan
Allah dalam pemeliharaan Al-Qur’an
Allah menjamin kemurnian Al-Qur’an sampai hari kiamat.
Jaminan-Nya tersebut dapat dilihat dalam beberapa kebijaksanaan-Nya yaitu:
1.
Allah
menurunkan Al-Qur’an secara berangsur-angsur dan menetapkan Al-Qur’an terbagi
dalam susunan 30 juz, 114 surat. sehingga mempermudah penghafalan dan
penulisannya.
2.
Allah
menurunkan Al-Qur’an dalam bahasa arab yang indah mempesona sehingga menarik
untuk dibaca dan dihafal.
3.
Allah
secara berkala mengutus malaikat Jibril untuk mengecek bacaan Nabi tentang Al-Qur’an.