Ibnul Khatthab: Khalid Bin Walid Abad 20, Singa Tauhid di Bumi Chechnya


By: Yulianna PS
Penulis Kumcer “Cahaya Ilahi dari Gaza untuk Insan Ateis”
Nama lengkapnya adalah Samir Saleh Abdullah Al-Suwailim. Lahir tahun 1969, tumbuh di keluarga mulia dan terhormat dikota Arar, Saudi. Ia mempunyai hati yang tulus, lembut namun tegas. Keluarga mendidiknya menjadi pribadi yang mandiri, untuk itulah keluarganya tidak pernah memberi uang saku lebih padanya. Wajahnya teduh dan memikat, Allah menganugerahi kelebihan padanya berupa kepandaian atau kefasihan berbicara, hal ini membuat lawan yang diajak bicara mudah terpikat.  Lelaki yang mempunyai delapan saudara ini suatu ketika pernah berbicara dengan saudara kandungnya, tanpa sadar membuat saudaranya terpikat lalu dengan sukarela memberinya uang diluar uang saku.
Tidak hanya cerdas, namun Ibnul Khatthab sangat pemberani, berbeda dengan anak-anak seusianya. Suatu hari saat bermain, ia menemui pemandangan yang membuat hatinya terbakar, teman sekolahnya dikeroyok oleh gerombolan anak-anak Syi’ah. Meski Ibnul Khatthab lebih kecil dari anak-anak Syi’ah itu, tapi ia berusaha maju melerai perkelahian yang tidak seimbang tersebut. Sebenarnya ia menyadari tidak mampu mengalahkan anak-anak Syi’ah tersebut, ia nekad maju karena hatinya tidak rela melihat kezaliman. Alhasil, tubuhnya babak belur.
Pernah terjadi dalam hidupnya, kendaraan yang dikendarai menabrak kucing betina. Keringat membasahi tubuh, hatinya didera rasa takut yang sangat, wajahnya pucat pasi, tidak lama kemudian ia pingsan.  Setelah siuman, hal pertama yang ditanyakan adalah keadaan kucing yang ia tabrak. Saudaranya mengatakan bahwa kucing tersebut telah mati.  Mendengar kabar tersebut ia menangis tersedu-sedu.
Suatu ketika saat dia mengendarai mobil di tengah jalan yang sepi, ada seorang berkebangsaan Afrika melambaikan tangan meminta agar berhenti. Kepada Khatthab, lelaki muda Afrika itu meminta bantuan karena mobilnya mogok, sedangkan ia ada keperluan sangat penting di bandara.  Akhirnya Khatthab meminjamkan mobilnya untuk orang tersebut. Setelah lelaki asing itu pergi, ia mencoba membenahi mobil yang ditinggalkan padanya. Namun gagal, ternyata kerusakannya agak fatal. Tanpa ragu, Khathab muda merogoh koceknya untuk membayar orang agar membetulkan mobil rusak itu. Setelah beberapa jam kemudian, laki-laki Afrika itu kembali. Khatthab mengatakan bahwa mobilnya sudah ia benahi, tanpa menyebutkan bahwa ia mengeluarkan uang pribadi untuk membenahinya. Subhanallah

source: voa-islam.com