Assalamu'alaikum sahabat! Salam sejahtera untuk kita semua. Berikut ini, ada sebuah cerita percakapan tentang sebuah masalah seorang ibu tua di thionghoa yang protes, meminta suara azan di masjid dikecilkan..
Bang apakah ibu-ibu Tionghoa itu salah karena meminta suara azan dari toa masjid dikecilkan?
"Sejauh ini yang saya lihat dia salah. Mungkin dia lagi stres, atau anaknya sedang sakit, atau apalah kita tidak tahu. Yang jelas dia memang nekad mengusik hal sensitif, dan dia salah."
Lalu apakah tanggapan ormas islam yang mengamuk, melempari rumah ibu itu, dan membakar vihara sudah benar?
"Itu jelas JAUH LEBIH STRES lagi. Hanya karena tingkah seorang ibu berusia 46 tahun, lalu kalian para pria yang mengaku muslim langsung berubah menjadi preman pasar. Ibu itu hanya sendiri dan ia tidak membawa pasukan seorangpun. Kalau anda mau marah, ya laporkan ke RT/Lurah setempat dan minta ibu itu dinasehati. Bukannya mengamuk dan membakar 10 vihara seperti preman."
Lho tapi kan ibu itu duluan yang mulai?
"So what kalau dia yang mulai? Apa itu jadi alasan pembenaran bagimu untuk melakukan pembalasan yang jauh lebih sadis?
Anda muslim kan? Sejak kapan jadi muslim mengajarkan anda membalas kezaliman dengan kezaliman yang lebih parah. Bahkan dalam Qur'an Allah mengajarkan kita dalam menghadapi perbuatan buruk orang lain "ldfa' billati hiya ahsanus sayyiata" >> “Balaslah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik."
Bahkan jika emosi anda sudah di ubun-ubun hingga anda tak kuasa untuk tak membalas, maka Allah membatasi boleh membalas asal proporsional sesuai dengan kezaliman yang ditimpakannya padamu, "Wajaza’u sayyiatin sayyiatun mistluha" >> balasan keburukan adalah keburukan YANG SERUPA, tidak melampaui sedikitpun. Karena membalas dengan cara yang lebih sadis adalah kezaliman. Dan Allah membenci orang-orang yang zalim."
Terus umat islam harus diam saja dengan tingkah ibu tersebut?
"Beragama tidak berarti memendekkan sumbu. Panjangkan sumbumu sedikit agar pikiran yang lebih proporsional bisa masuk! Kau sebut islam agama Rahmatan lil 'Alamin, tapi baru disenggol sedikit oleh ibu-ibu tua sumbumu sudah meledak. Kau sebut umat islam adalah umat yang kuat, tapi dari kelakuanmu kemarin kau hanya menunjukkan islam agama yang kuat di otot, tapi tidak di kedewasaan berpikir. Kau sebut islam agama berkelas, tapi kau melayani protes seorang ibu tua hingga ramai-ramai membakar tempat ibadahnya. Tidak usah lah dulu bicara islam, tanya dirimu sendiri apakah sikap seperti itu jantan?"
Terus apa saranmu bang?
"Jangan lemahkan islam yang kuat dengan tindakan kerdilmu. Jangan hinakan islam yang suci dengan perbuatan nista. Kau tahu apa yang dilakukan Sayyidul Wujud Muhammad pada seorang yahudi tua yang tiap hari meludahi & melempari kotoran padanya? Ia jenguk dan doakan sang yahudi ketika yahudi itu sakit. Kau tahu apa yang dilakukan Muhammad pada seorang yahudi buta yang tiada hari tanpa mencacinya? Ia suapi setiap hari dengan tangannya sendiri tanpa sang yahudi tahu bahwa yang menyuapinya adalah Muhammad yang selalu ia caci.
Itulah islam. Ber-islamlah seperti islam-nya Muhammad, bukan islam ala egomu. Jangan sampai kau hanya ber-islam, tapi kau kehilangan Muhammad."