Kornologis kericuhan di #AksiDamai411 versi GNPF-MUI

4 November 2016, Merupakan hari bersejarah karena Ribuan, bahkan jutaan umat islam turun kejalan, melakukan demontrasi, menuntut dan menyampaikan suara mereka kepada presiden, kepada pemerintah dan penegak hukum. Apa yang dituntut? jelas keadilan. ya, keadilan untuk menegakkan hukuman bagi penista agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Ahok.

Demonstrasi ini dimulai setelah usai sholat jum'at dari masjid Istiqlal jakarta. Aksi berlangsung damai, masyaAllah. Semua berebut membagikan makanan, bukan mengambil. Minum tersedia di berbagai sudut, semua mau ambil andil juga. Walau sesak di dada, sesama peserta aksi melempar senyum walau baru sekali jumpa, tanpa pandang kelompok, harakah, atau apapun, layaknya saudara.

Memang pada awalnya Aksi berjalan dengan damai hingga usai magrib tiba. Namun menjelang isya, terjadi kericuhan kecil, bentrokan antara pihak keamanan dan pihak pendemo. berikut ini adalah penjelasan resmi dari pihak GNPF-MUI (Gerakan Nasional Pendukung Fatwa -MUI) tentang kejadian tersebut.


  1. Pukul 10 pagi, GNPF memberikan pengarahan terbatas kepada pengendali barisan aksi dan para orator dengan pesan yang kuat bahwa ini adalah AKSI DAMAI dan harus menunjukkan akhlaqul karimah.
  2. Pukul 11 pagi, pimpinan GNPF bersama ulama menetapkan kesepakatan target aksi damai yang akan dipejuangkan kepada presiden jokowi.
  3. Usai sholat jumat di Masjid Istiqlal, semua peserta barisan aksi melakukan longmarch menuju istana sesuai rue yang telah ditetapkan. Orasi didepan istana baru dimulai ba'da Ashar.
  4. Pelaksanaan orasi berjalan lancar dengan orator bergantian dari berbagai elemen dipimpin langsung oleh Habib Rizieq Syihab (Sebagai pembina GNPF MUI).
  5. Perundingan pertama mengutus 2 orang juru runding GNPF MUI yaitu. KH Bachtiar Nasir dan KH. M. Zaitun Razmin untuk mendatangi israna. Hasilnya Juru Runding menolak melakukan perundingan karena hanya akan ditemui oleh Menko Polhukam dan beberapa menteri sebagai utusan resmi Presiden RI.
  6. Juru Runding mendatangi istana untuk kedua kalinya namun kemudian mereka tetap menolak untuk berundinga karena istana tetap menawarkan Menko Polhukam dan petinggi lainnya. Sehingga kemudian Juru Runding kembali kepada barisan aksi.
  7. Selanjutnya Pangdam jaya dan Kapolda Metro Jaya berinisiatif mendatangi mobil barisan aksi kemudian naik ke atas dan memberi salam hormat kepada peserta aksi. Kedatangan mereka untuk menemui Habib Rizieq Syihab dan menawarkan agar Juru Runding bisa diterima oleh wapres RI. Habib Rizieq Syihab bersedia memenuhi penawaran tersebut dengan jaminan agar Wapres RI bersedia memerintahkan kapolri untuk menangkap BTP (Ahok) hari itu juga.
  8. Kemudian Juru Runding mendatangi istana untuk ketigakalinya. Kali ini Juru Runfing diikuti juga oleh KH. Misbahul Anam. Juru runding ditemui Wapres dan petinggi lainnya. Perundingan berjalan alot. Hasilnya Wapres RI memberikan jaminan akan memproses hukum BTP secara cepat, tegas dan transparan serta minta waktu selama 2(dua) minggu untuk merealisasikannya
  9. Juru Runding kembali ke barisan aksi untuk menyampaikan hasil perundingan. Perundingan terakhir ini baru selesai pukul 18.00 WIB. Setelah disampaikan, reaksi para peserta aksi tidak bisa menerima hasil tersebut dan bersepakat untuk bermalam di depan istana.
  10. KH. Arifin Ilham dengan inisiatif sendiri berusaha bernegoisasi langsung menemui Wapres RI.
  11. Kericuhan kecil sebenarnya sudah mulai terjadi sebelum rombongan mobil komando tiba, antara massa yang 'terprovokasi' dengan barikade polisi. Agar tidak terjadi bentrok maka laskar FPI menjadi pagar pembatas antara massa tersebut dengan barikade polisi. Tak lama setelah azan isya berkumandang, petugas keamanan secara tiba-tiba melakukan tindakan fisik merangsek dan mendorong membubarkan aksi secara paksa dengan menembakkan gas air mata dan menembakkan peluru karet. KH. Arifin Ilham yang masih berada di Istana bersaksi bahwa, Wapres RI, Menko Polhukam dan Kapolri memberikan reaksi marah atas kecerobohan petuugas keamanan tersebut.
  12. Berkali-kali Kapolri dan panglima TNI memerintahkan Polisi untuk berhenti menembak massa lewat pengeras suara namun tak digubris oleh pasukan polisi, bahkan pasukan motor polisi berputar-putar di kerumunan massa sehingga ada yang tertabrak dan tergilas.
  13. Kejadian tersebut telah memakan 1 korban meninggal dunia dan ratusan korban luka peluru karet, tertabrak motor polisi dan banyaknya gas air mata.
  14. Barisan Aksi Bela Islam II akhirnya bergerak dan menginap di pagar luar Gednung MPR/DPR. Pada pukul 03.00 dinihari delegasi GPNF-MUI diterima oleh komisi 3 DPR dan ketua DPR, setelah beberapa kali berunding. Keamanan gedung MPR/DPR diambil alih oleh Panglima TNI dan Kapolri yang akan menggusur massa yang menginap di luar pagar Gedung MPR/DPR.
  15. Komisi 3 DPR kemudian memberikan jaminan akan menekan pemerintah pusat untuk memenuhi janjinya di depan massa Aksi Damai.
  16. Pada pukul 04.05 tanggal 5 Nov 2016 secara resmi GNPF MUI membubarkan Aksi Bela Islam II yang ditutup oleh Ketua GNPF MUI Ust. Bachtiar Nasir. "Alhamdulillah, Aksi Damai berlangsung dengan maksimal meski ditekan, ditembaki, tapi kita bersabar dan tidak membalas, tidak melawan, karena niat awal kita adalah aksi damai". Pembina GNPF MUI, Habib Rizieq Syihab menegaskan bahwa "sebenarnya kita bisa saja melawan, perang, tapi kita ini aksi damai, kita tidak boleh diadu domba melawan Polisi dan TNI, mereka saudara kita juga, kita fokus pada kasus penistaan AlQur'an oleh Ahok"
Sholat Magrib berjamaah