Partai politik lahir di negara-negara Eropa Barat bersamaan dengan
gagasan bahwa rakyat merupakan fakta yang menentukan dalam proses politik.
Dalam hal ini partai politik berperan sebagai penghubung antara rakyat di satu
pihak dan pemerintah di lain pihak. Maka dalam perkembangannya kemudian partai
politik dianggap sebagai menifestasi dari suatu sistem politik yang demokratis,
yang mewakili aspirasi rakyat.
Pada permulaannya peranan partai politik di negara-negara Barat
bersifat elitis dan aristokratis, dalam arti terutama mempertahankan
kepentingan golongan bangsawan terhadap tuntutan raja, namun dalam
perkembangannya kemudian peranan tersebut meluas dan berkembang ke segenap
lapisan masyarakat. Hal ini antara lain disebabkan oleh perlunya dukungan yang
menyebar dan merata dari semua golongan masyarakat. Dengan demikian terjadi
pergeseran dari peranan yang bersifat elitis ke peranan yang meluas dan
populis.
Pada perkembangan selanjutnya, partai politik mempengaruhi dan berkembang
di negara-negara baru, yaitu di Asia dan Afrika. Partai politik di
negara-negara jajahan sering berperan sebagai pemersatu aspirasi rakyat dan
penggerak ke arah persatuan nasional yang bertujuan mencapai kemerdekaan. Hal
ini terjadi di Indonesia serta India. Dan dalam perkembanganya akhir-akhir ini
partai politik umumnya diterima sebagai suatu lembaga penting terutama di
negara-negara yang berdasarkan demokrasi konstitusional, yaitu sebagai
kelengkapan sistem demokrasi suatu negara.
Sejarah Partai
Politik di Indonesia
Sejarah kemunculan partai politik di Indonesia dapat
digolongkan dalam beberapa periode perkembangan, dengan setiap masa waktu
mempunyai ciri dan tujuan masing-masing, yaitu: Masa penjajahan Belanda, Masa
pedudukan Jepang dan masa merdeka.
a.
Masa
penjajahan Belanda.
Masa ini disebut sebagai periode pertama lahirnya partai politik di
Indoneisa. Lahirnya partai menandai adanya kesadaran nasional. Pada masa itu
semua organisasi baik yang bertujuan sosial seperti Budi Utomo dan
Muhammadiyah, ataupun yang berasaskan politik
agama dan sekuler seperti Serikat Islam, PNI dan Partai Katolik, ikut memainkan
peranan dalam pergerakan nasional untuk Indonesia merdeka. Kehadiran
partai politik pada masa permulaan merupakan menifestasi kesadaran nasional
untuk mencapai kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.
b.
Masa
pendudukan Jepang
Pada masa ini, semua kegiatan partai politik dilarang, hanya
golongan Islam diberi kebebasan untuk membentuk partai Masyumi, yang lebih
banyak bergerak di bidang sosial.
c.
Masa
Merdeka (mulai 1945).
Setelah proklamsi kemerdekaan, terbuka kesempatan yang besar untuk
mendirikan partai politik, sehingga dengan demikian
kita kembali kepada pola sistem banyak partai.
Pemilu 1955 memunculkan 4 partai politik besar, yaitu : Masyumi,
PNI, NU dan PKI. Masa ini disebut sebagai
masa kejayaan partai politik. Tapi kemudian, sistem
banyak partai ternyata tidak dapat berjalan baik. Partai politik tidak dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik. Pada masa demokrasi terpimpin ini peranan
partai politik mulai dikurangi, sedangkan di pihak lain, peranan presiden
sangat kuat.
Setelah itu Indonesia memasuki masa Orde Baru dan partai-partai
dapat bergerak lebih leluasa dibanding dengan msa Demokrasi terpimpin. Sat itu,
GOLKAR memegang kekuasaan terbesar dibanding parpol lainnya.
Pada tahun 1973 terjadi penyederhanaan partai melalui fusi partai
politik. Dan pada tahun 1977 hanya terdapat 3 organisasi kekuatan
politik Indonesia dan terus berlangsung hinga pada pemilu 1997. Setelah
gelombang reformasi, Indonesia bersistem multi partai
dan terus
berlanjut hingga sekarang.