Harsono  memulai usahanya dari nol. Ayahnya meninggal sebelum ia menginjak  bangku SMA. Ia akhirnya tinggal bersama pamannya di Ungaran, Kartosuro.  Pamannya-lah kemudian yang menanamkan semangat berwiraswasta dalam  dirinya. Naluri bisnis Harsono pun tertempa dan semangatnya tak lekas  pupus. Setelah sukses menapaki bisnis sektor minyak, ia kini merambah  lagi ke bidang properti. Ia mendirikan  PT Properindo Griya Pelangi yang memiliki lokasi perumahan di dua  wilayah, yaitu di Kedawang seluas 7 hektare dan di Ungaran 1 hektare.  Kini juga mengelola Hotel Bandungan di Kabupaten Semarang.
Tidak hanya sibuk berbisnis. Harsono juga ikut terlibat di sejumlah  organisasi nirlaba dan yang bergerak di bidang sosial. Di Himpunan  Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Tengah sebagai bendahara. Pernah  juga menjadi Ketua Hiswana Migas Jawa Tengah yang dikenal sebagai  organisasi relasi Pertamina. 
Di Hiswana Harsono sempat  memimpin selama 2 periode sejak tahun 2001 hingga 2009. Lalu kemudian  menjadi Ketua I DPP Hiswara Migas. Dan saat ini menjadi Ketua II Ikatan  Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Jawa Tengah.
Ketika krisis  tahun 1997 di negeri ini mencekik banyak pengusaha, usaha Harsono pun  ikut terkena imbas. Harsono tidak punya solusi lain selain menjual  sejumlah aset-asetnya untuk mengurangi beban utang, sementara saat itu  cashflow sangat tinggi. Semua perusahaan yang tidak menguntungkan dia  lego.  Dalam menghadapi masalah dalam hidup, termasuk juga dalam  mengurus perusahaan, Harsono punya prinsip: Jangan pernah mengabaikan  peran Tuhan. Baginya, prinisp bisnis pertama-tama adalah karena Allah  Subhana Wata’ala sebagai pegangan. Sukses dan tidaknya diserahkan hanya  pada-Nya. 
“Kalau kita sudah merasa bekerja benar, ya sudah,  hasilnya semua tinggal diserahkan kepada Allah saja,” katanya. Yang  terpenting di dalam bisnis, menurut dia, adalah kepercayaan.
Harsono tidak merekomendasikan para pengusaha pemula untuk memulai berbisnis dengan berutang. 
Saat ini Harsono mempekerjakan lebih dari 300 orang karyawan. Setiap  unit usaha secara rutin mengeluarkan zakat dan shadaqah kepada yang  berhak. 
Di Semarang telah rutin menjadi rekanan untuk diberikan santunan dan menjadi donatur tetap di sejumlah lembaga amil zakat. 
Kesimpulannya modal usaha adalah Tawakkal, kalo kita percaya sama Allah  pasti semua beres, karena Allah yang punya dunia dan yang punya  segala-Nya. Mengandalkan orang bahkan konglomerat pun gak jamin bakal  lancar, yang ada hanya pusing karena kepalanya bertarget nama dia dan  dunia, Allahnya gak ada. 
Bersama Allah dalam usahanya terlihat  profil diatas tidak mengandalkan hutang, bahkan jangan sampe ngutang,  karena dari awalnya sudah kuat, hanya berharap kepada Allah saja lewat  usaha, sedekah yang banyak, ibadah yang benar, seperti yang ditunjukkan  oleh Abdurrahman bin Auf dahulu dan para shahabat menegakkan Agama  sebagai bukti kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.
source: YusufMansur network.
About Fadhli Ihsan
Seorang pejuang berdarah merahtua-biru yang sedang memperbaiki hidup untuk si dia dan masa depan